
OFFROAD, menjadi salah satu kegiatan yang sering kami tawarkan bila kami menerima tamu dari Pulau Jawa (tepatnya:Jakarta). Percaya diri, pengenalan akan kendaraan dan pengenalan medan sangat dibutuhkan disini. Medan tempuh yang berbeda untuk setiap daerah dan kondisi menyebabkan kondisi selalu dinamis ditambah dengan resiko yang dihadapi sangat tinggi. Resiko berhadapan dengan kondisi OFFROAD paling minim adalah bermalam/menginap di jalan tersebut bila ternyata kendaraan 4WD terperosok di jalan yang sepi dan resiko terbesar adalah masuk jurang yang memang banyak terdapat di sepanjang jalan tambang. Di kantor kami pernah dibuat urutan driver handal dan ternyata seorang karyawan ex-sekuriti menempati urutan utama. Selidik punya selidik ternyata sebelum bekerja dengan kami, karyawan tersebut adalah Mandor Driver Dump Truck (DT) Logging 22 Ban dengan SIM B2, wah...bukan lawan kami dong yang biasanya hanya membawa kendaraan lintas kota cuma 4 roda sementara dia sudah membawa Truck Besar lintas hutan. Dengan kata sepakat penuh kami nobatkan karyawan kami ini menjadi guru OFFROADER dan dengan persetujuan kantor pusat kami di jakarta, kami pndahkan dia ke bagian umum.
Olahraga, mungkin kegiatan ini masuk dalam salah satu kategori ini karena memang membutuhkan stamina, nyali, tidak boleh ragu-ragu dan sedikit nekat walaupun penuh dengan perhitungan. banyak kasus terbaliknya mobil atau DT karena ketidak-mampuan atau bahkan terlalu percaya diri seseorang membawa kendaraan pada kondisi OFFROAD disini dan bila hal itu terjadi jelas pihak manajemen-lah yang dibuat pusing. Asuransi atau menggunakan mobil sewaan menjadi jawabannya, memang.
Tahun 2006, pernah satu kali pada awal kami bergerak di bidang trading batubara saya mundur dari belakang stir karena merasa tidak mampu mengatasi jalan OFFROAD. saat itu langsung Salah satu Direktur kami yang memang orang lama di tambang unjuk gigi melalui jalan tersebut dan berhasil. Terdapat kesepakatan tidak tertulis di Jalan Tambang yang notabene merupakan jalan OFFROAD yaitu bila terdapat mobil operasional (bukan Truck) terperosok maka yang terlebih dahulu melaluinya akan mencoba membantu dengan catatan memang mobil yang digunakan adalah 4WD (bukan kijang/inova/dll yang diperuntukan di kota) dan mobil yang terperosok harus menyiapkan tali/slink sendiri. hal ini yang menyebabkan sebagian besar mobil lapangan umumnya memang dipersiapkan minimal tali/slink dan Golok Panjang (untuk potong kayu alas ban bila terperosok serta JAGA DIRI bila ternyata harus NGINEP...) plus air minum.
Pasaran ban lapangan di Samarinda dsk cukup tinggi karena memang utama dalam kondisi yang tidak menentu. Harap menjadi catatan bahwa cuaca di Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda dsk tidak menentu (yang sampai hari ini juga masih diguyur hujan) bila dibandingkan di Jawa.
Dalam kondisi perjalanan OFFROAD saya selalu teringat Kakak Cen-Cen yang bersemangat bila diajak ke lapangan (site) saat kami melakukan pengawasan.
Kemarin, saat libur satu hari, Kakak sudah bertanya-tanya ,"Kapan Kakak diajak ke kelapangan?".
Wow , asik nih , jika ke Kalimantan bisa offroad , apakah onderdil juga gampang didapat disana ?
ReplyDeletenggak perlu onderdil karena safety menjadi hal utama disini. bila merasa mobil tdk akan sanggup maka lebih baik kita urungkan niat untuk menjajal jalan OFFROAD tersebut. gampang kan....
ReplyDeleteMotor Spin 125 g jauh dari perhitungan dong utk offroad, ato kalo ada ojek tentunya pake motortrail yang minimal 250 cc yach, oke dech yang penting hati-hati aja.
ReplyDeleteMudah-mudahan punya uang deh untuk nyoba ke Kalimantan, kelihatan seru dan unik aktivitasnya.....JANTAN gitu bokkkk
ReplyDelete